Pada waktu malam agenda 17 Agustusan tahun 2012, Erna & Andri beserta warga lingkungan dimana mereka tinggal mengadakan malam hiburan berupa Organ tunggal. Tua muda, laki-laki perempuan, semua ikut bergembira. Semua turun berjoget mengikuti alunan lagu yang dibawakan oleh penyanyi. Mula-mula mereka berjoget dengan pasangan masing-masing. Semua bergembira sambil tertawa leluasa mengikuti irama musik.. 77.104.158.154
Seusai berbagai lagu, mereka terus asik berjoget dengan berganti pasangan. Mereka terus bergembira. Erna berjoget dengan seorang bapak, Andri berjoget dengan seorang perempuan remaja.. Begitulah mereka berjoget hingga berbagai lagu dengan berganti pasangan hingga berbagai waktu. Menjelang akhir acara, pada lagu terbaru, Erna berjoget dengan seorang bapak, sedangkan Andri berjoget dengan Lila, seorang bunda rumah tangga yang tinggal berbagai rumah dari rumah mereka. Lila, kurang lebih 40 tahun, bunda dari seorang karyawan swasta yang bekerja dengan sistim shift, memiliki 2 orang anak yang telah lumayan besar.

Walau telah berusia tapi penampilan Lila rutin tampak muda sebab tutorial berpakaiannya yang rutin agak seksi dan pandai bermake up. Selintas Erna melirik pada Andri yang sedang berjoget dengan Lila. Terkesan Andri sedang tertawa dengan Lila sambil berjoget. Seusai itu kembali Erna pun berjoget dan tertawa dengan pasangannya. Menjelang tengah malam agenda usai. Semua kembali ke rumah masing-masing dengan perasaan gembira mesikipun capek.. Sesampai di rumah, seusai mandi air hangat, Erna dan Andri segera ke tempat tidur.
“Bagaimana tadi, sayang?” tanya Andri sambil memeluk Erna.
“Apanya?” kata Erna sambil menempatkan kepalanya di salah satu tangan Andri.
“Ya tadi waktu kami di tempat pesta tadi,” kata Andri sambil mengecup bibir mungil Erna.
“Saya sangatlah gembira…” kata Erna sambil tersenyum sambil tangannya mengusap-ngusap dada dan jarinya memainkan puting susu Andri.
“Wajibnya kami tidak jarang meperbuat agenda semacam tadi, jangan cuma setahun sekali…” kata Andri sambil tangannya masuk ke pakaian tidur Erna. Buah dada Erna diremas dengan mesra.
“Mmhh.. Terbuktinya kenapa?” kata Erna sambil mencium pipi Andri lalu mengecup bibirnya.
“Ya kami kan bisa bergembira dengan tetangga yang ada. Jarang sekali kami ngumpul bareng mereka,” ucap Andri sambil membuka seluruh kancing pakaian tidur Erna.
Lalu dijilatnya puting susu Erna sambil tangannya meremas buah dada Erna yang satu lagi.
“Mmhh…” desah Erna sambil memejamkan matanya.
Sambil tetap menciumi dan menjilati buah dada Erna, tangan Andri yang tadinya meremas buah dada, turun ke perut lalu disusupkan ke celana dalam Erna. Segera jarinya menyentuh bulu-bulu kemaluan Erna yang tidak terlalu tidak sedikit. Erna tetap terpejam sambil sesekali mendesah.. Jari-jari tangan Andri lalu turun menyusuri belahan belahan memek Erna.
“Ohh…” desah Erna keras sambil menggerakkan pinggulnya.
Jari Andri terus menggosok-gosok belahan memek Erna hingga cairan memek Erna keluar tidak sedikit.
“Mmhh…” desah Erna sambil tangannya memegang tangan Andri yang sedang bermaik di memeknya.
“Enak, sayang,” kata Andri sambil melumat bibir Erna.
Sementara jari tengah Andri masuk ke celah memek Erna. Tanpa menjawab pertanyaan Andri, Erna membalas ciuman Andri dengan luar biasa sambil menjepitkan pahanya lalu menggoyangkan pinggulnya sebab menahan kenikmatan ketika jari tangan Andri keluar masuk celah memeknya. Sementara tangan Erna segera menyelusup ke dalam celana piyama Andri, dan kemudian menggenggam dan meremas kontol Andri yang telah tegang.
“Buka pakaiannya dong, sayang,” kata Erna berbisik ke telinga Andri. Andri segera bangkit lalu melepas seluruh pakaiannya. Kontol Andri terkesan telah tegak dengan ditumbuhi bulu yang sangat lebat. Melihat itu, Erna segera bangkit dan duduk di tepi ranjang. Digenggamnya kontol Andri lalu dikocok perlahan. Cairan bening terkesan keluar dari celah kontol Andri. Tanpa tidak sedikit cakap ujung lidah Erna segera menjilati cairan tersebut sambai habis. Tidak lama, mulut Erna telah mengulum batang kontol Andri yang lumayan besar. Cpok.. Cpok.. Cpok.. Terdengar suara kuluman mulut Erna pada kontol Andri.
“Ohh.. Enak, sayang.. Ohh…” desah Andri sambil memegang kepala Erna lalu memompa pelan kontolnya di mulut Erna.
“Gantian, dong…” kata Erna sambil melepas kulumannya lalu menatap mata Andri. Andri tersenyum.
“Naiklah ke ranjang…” ucap Andri.
Ernapun segera naik ke atas ranjang lalu telentang dan membuka lebar pahanya. Tidak lama, Erna mendesah sebab lidah Andri pintar bermain dan menjilati kelentit dan celah memek Erna.
“Ohh, sayangg.. Teruss…” desah Erna agak keras.
Apalagi ketika jari Andri masuk ke celah memeknya sambil lidahnya tidak henti menjileti kelentit Erna. Gerakan pinggul Erna makin keras mengikuti rasa nikmatnya. Tidak lama kemudian tangan Erna dengan keras meremas rambut Andri dan mendesakkan kepalanya ke memek. Lalu..
“Ohh.. Enak, sayangg.. Mmff.. Sshh…” jerit kecil Erna terdengar ketika Erna mencapai puncak kenikmatan.. Orgasme..
Andri segera menghentikan jilatannya lalu naik ke atas tubuh istrinya itu. Meski mulut tetap basah oleh cairan memek Erna, Andri langsung melumat bibir Erna. Ernapun langsung membalas ciuman Andri dengan hebat. Sambil tetap berciuman, tangan Erna segera memegang dan mengajar kontol Andri ke celah memeknya. Selang berbagai detik kemudian.. Bless.. Bless.. Bless.. Kontol Andri lansgung keluar masuk memek Erna. Keduanya bermandi peluh sambil sesekali terdengar desahan kenikmatan mereka.
“Memeknya legit, sayang.. Enak…” bisik Andri. Erna tersenyum sambil menggoyangkan pinggulnya.
“Terbukti kenapa?” tanya Erna.
“Aku tidak sempat bosan menyetubuhi kamu…” bisik Andri sambil terus memompa kontolnya. Erna tersenyum.
“Kalau wanita lain rasanya bagaimana,” tanya Erna lagi.
“Aku tidak sempat bersetubuh dengan wanita lain, kok…” kata Andri.
Erna tersenyum lalu merangkulkan kedua tangannya ke pundak Andri sambil tetap menggoyangkan pinggulnya mengimbangi gerakan kontol Andri.
“Saya mau tanya, sayang…” kata Erna.
“Apa?” kata Andri.
“Tubuh Mbak Lila, tetangga kami itu, keren tidak..?” tanya Erna.
“Ah kalian pertanyaannya ada-ada saja…” kata Andri tidak menghiraukan.
“Saya serius, sayang.. Jawab jujurlah. Tidak apa-apa kok…” kata Erna.
“Tadi lihat belahan buah dadanya tidak?” tanya Erna.
Andri mengangguk. Erna tersenyum sambil terus menggoyangkan pinggulnya.
“Jujur.. Iya, tubuh dirinya keren. Dan tadi aku sempat lihat belahan buah dadanya. Marah?” kata Andri sambil mengentikan gerakannya.
Erna tersenyum sambil terus menggoyang pinggulnya.
“Jangan berhenti dong, sayang.. Terus setubuhi saya.. Mmhh…” kata Erna.
“Saya tidak marah kok. Justru saya suka mendengarnya…” kata Erna.
“Kenapa?” tanya Andri heran.
“Tadi waktu saya lihat kalian berjoget dengan Mbak Lila, tidak tahu kenapa ada perasaan aneh…” kata Erna.
“Tadi tiba-tiba saya membayangkan kalian bermesraan dengan Mbak Lila…” lanjut Erna lagi.
“Kenapa begitu?” tanya Andri.
“Saya tidak tahu…” kata Erna.
“Kamu cemburu?” tanya Andri.
“Berbeda sekali. Justru sebaliknya, saya sangat ingin melihat kalian bermesraan dengan Mbak Lila…” kata Erna.
Andri tersenyum.
“Kamu lagi horny kali ya, tadi…” kata Andri tanpa menghentikan gerakan kontolnya.
Erna kembali tersenyum. Seusai berbagai lama memompa kontolnya, Andri mengejang, gerakannya bertambah cepat.
“Aku mau keluar, sayang.. Ohh…” bisik Andri.
“Tahan dulu sebentar, sayang.. Saya juga mau keluar.. Mmhh…” bisik Erna sambil mempercepat gerakan pinggulnya.
Tak lama tubuhnya mengejang, tangannya kuat memeluk tubuh Andri.
“Mau keluar, sayangghh…” jerit Erna.
“Ohh.. Nikmat, sayang.. Ohh…” jerit kecil Erna ketika mencapai orgasme.
Selang berbagai detik, Andri juga terus mempercepat gerakannya. Hingga akhirnya.. Crott.. Crott.. Crott.. Air mani Andri menyembur di dalam memek Erna. Andri mendesakkan kontolnya dalam-dalam ke memek Erna.. Tubuh keduanya lemas saling berpelukan sementara kontol Andri masuk berada di dalam memek Erna.
“Mau tidak kalau saya minta kalian maen dengan Mbak Lila.. Saya serius,” kata Erna sambil memeluk pundak Andri.
“Kenapa sih kalian mau yang aneh-aneh begitu?” tanya Andri.
“Saya tidak tahu jawabnya, sayang.. Yang jelas ada perasaan horny ketika membayangkan kalian bermesraan dengan Mbak Lila…” kata Erna.
“Mau kan, sayang?” tanya Erna memaksa.
“Kalau aku mau, bagaimana caranya, sayang…” kata Andri sambil mengecup bibir istrinya.
“Nanti aku yang mengatur…” kata Erna sambil tersenyum.
Andri juga tersenyum sambil mencabut kontolnya dari memek Erna, lalu bangkit dan berpakaian. Merekapun tidur kemudian.. Tidak sedikit tutorial yang diperbuat Erna supaya Lila bisa dekat dengan dan bersahabat dengan dirinya dan Andri. Dan faktor itu membuahkan hasil. Lila kini mulai tidak jarang bertandang ke rumah mereka mesikipun hanya untuk sekedar ngobrol.
Sampai sebuahmalam Erna mengajak Lila datang ke rumahnya.
“Mas Wiryo telah berangkat kerja kan, Mbak?” tanya Erna.
“Telah dari tadi dong.. Dirinya bisa tahap shift malam,” ucap Lila.
“Eh ada apa undang saya ini malam?” tanya Lila.
“Tidak ada apa-apa kok, Mbak…” kata Erna.
“Kami hanya ingin ajak Mbak nonton VCD baru yang dibeli Mas Andri,” kata Erna sambil melirik terhadap Andri.
Andri membalas dengan senyuman.
“VCD begituan ya?” tanya Lila bersemangat.
Erna tersenyum sambil melirik Andri.
“Cepatlah putar!” ucap Lila tidak sabar. Andri bangkit dari tempat duduknya lalu menuju ke VCD player.
“Mbak Lila suka film tipe apa?” tanya Andri sambil menyodorkan berbagai keping VCD.
Seusai memilih, Lila segera menyerahkan film yang ingin dilihatnya. Andri segera memutarnya. Mereka bertiga melihat film BF tanpa tidak sedikit bicara. Mereka duduk bertiga di karpet. Erna duduk berdampingan dengan Lila, sementara Andri duduk dibelakang mereka.
“Udah ada yang bangun, ya..?” kata Erna tersenyum sambil melirik ke arah Andri.
“Lumayan…” kata Andri.
“Lumayan apa?” tanya Lila sambil matanya sedikit melirik ke arah selangkangan Andri yang mulai agak menggembung. Andri tersenyum sambil menutupi kakinya dengan bantal.
“Mbak Lila seberapa tidak jarang begituan dengan Mas Wiryo?” tanya Erna.
“Ah, jarang sekali.. Mungkin sebab dirinya capek,” kata Lila sambil matanya terus melihat adegan seronok di video.
Kembali mereka terdiam selagi berbagai saat sambil melihat video.
“Sini dong..!” kata Erna terhadap Andri sambil matanya berkedip memberi isyarat. Andri beringsut mendekati Erna.
“Ada apa sih..?” tanya Andri.
“Duduk dekat sini dong…” kata Erna dengan suara manja.
Dengan sengaja tangan Erna segera masuk ke dalam Celana Hawaii Andri. Lalu digenggamnya kontol Andri yang telah tegang dan diremasnya pelan. Lila yang melihat faktor itu, perasaannya menjadi tidak karuan.. Antara rasa malu dan rasa ingin melihat bercamput baur.
“Udah pengen ya?” kata Erna terhadap Andri.
Suaranya sengaja agak keras. Andri tersenyum sambil matanya melirik ker arah Lila. Lila yang terus tidak menentu perasaannya, kebetulan melirik ke arah Andri. Pandangan mereka beradu selagi berbagai detik. Lila lalu membuang pandangannya ke arah video. Hatinya berdebar ketika berpandangan dengan Andri.. Erna melirik ke arah Andri sambil tersenyum. Lalu dengan tanpa ragu-ragu, Erna menurunkan celana Andri hingga kontolnya yang besar tampak tegak terkesan. Lalu dikocoknya pelan.. Andri tetap diam sambil matanya melirik ke arah Lila yang jelas kelihatan gelisah.
“Mbak suka tidak pada barang lelaki yang berbulu tidak sedikit?” tanya Erna sambil menatap Lila.
“Mm.. Eh.. Iya.. Iya.. Saya suka…” kata Lila tergagap menatap Erna sambil matanya sekilas melirik ke tangan Erna yang sedang meremas kontol Andri.
“Kalau kayak gini suka tidak, Mbak?” tanya Erna sambil matanya mengisyaratkan supaya Lila melihat ke kontol Andri.
“Ah, kalian ini…” kata Lila sambil matanya melihat kontol Andri berbagai saat.
Erna tersenyum. Tangannya meraih tangan Lila, lalu ditariknya ke arah kontol Andri. Lila menuruti kemauan Erna meski hatinya merasa serba salah..
“Coba pegang, Mbak…” kata Erna sambil tangannya mengajar jari-jari Lila untuk menggenggam kontol Andri.
Kontol Andri terasa hangat dan berdenyut di tangan Lila. Nafas Lila memburu. Ada desiran tertentu yang menuntun tangannya bergerak meremas pelan kontol Andri. Andri tersenyum sambil melirik ke arah Erna. Erna juga tersenyum sambil mundur agak menjauh. Andri tanpa diduga tangannya meraih dagu Lila, lalu dengan segera mengecup bibirnya, lalu dilumatnya dengan hangat. Lila yang telah terangsang gairahnya langsung membalas ciuman Andri dengan hangat pula sambil tangannya mulai berani mengocok kontol Andri. Tangan Andripun dengan segera menyusup ke balik daster Lila. Ditelusuri paha Lila. Elusan tangannya segera naik ke pangkal paha, lalu jarinya diselipkan ke celana dalam Lila.
“Mmhh…” desah Lila sambil menggelinjang ketika jari tangan Andri menyusuri belahan memeknya yang telah sangat basah.
“Ohh.. Mmhh…” desah Lila tambah keras ketika jari Andri keluar masuk celah memknya.
Pinggulnya sedikit digoyang sebab nikmat. Sementara Erna sengaja menjauhkan diri dari mereka. Erna mendapat sebuahrangsangan yang amat sangat ketika melihat suaminya bercinta dengan wanita yang Erna sukai. Erna tidak meperbuat apapun hanya diam sambil melihat mereka bermesraan. Hanya nafas Erna yang mulai cepat yang terdengar.. Ketika tangan Andri mulai mencoba melepas pakaian Lila, Lila agak tersentak sesaat. Dengan segera matanya menatap Erna. Tapi ketika dilihatnya Erna tersenyum sambil matanya mengisyaratkan supaya Lila melanjutkan bercinta lagi..
Lila sesaat terdiam. Tapi ketika tangan Andri merangkul dari belakang dan tangannya meremas buah dada Lila, Lila terpejam dan memegang tangan Andri yang sedang meremas buah dadanya.
“Ohh…” desah Lila seiring dengan jilatan dan pagutan Andri di lehernya sambil tidak lepas tangannya meremas buah dada Lila.
Tak lama Andri segera melepas daster Lila. Lila tampak agak canggung ketika Andri melepas BH dan celana dalamnya dari belakang. Andripun melepas seluruh pakaiannya. Segera seusai itu Andri menindih tubuh telanjang Lila. Jilatan lidah dan remasan tangan Andri pada buah dada Lila membikin Lila menggelinjang merasakan nikmat.
“Ohh.. Oohh…” desah Lila ketika jilatan lidah Andri turun ke perut lalu turun lagi menyusuri selangkangannya.
Pinggulnya bergoyang mengikuti desiran rasa nikmat.. Erna tetap diam menyaksikan tubuh telanjang suaminya yang bergumul mesra dengan Lila. Nafasnya makin memburu waktu melihat kontol Andri dihisap sambil dikocok oleh Lila. Tanpa terasa tangannya menyelusup ke dalam celana dalamnya. Lalu jarinya mulai menggosok-gosok belahan memeknya sendiri. Entah mengapa Erna sangat menikmati ketika Andri memompa kontolnya ke dalam mulut Lila. Nafas Erna terus memburu, juga satu jarinya terus cepat keluar masuk memeknya sendiri ketika melihat Andri mulai menyetubuhi Lila. Desahan dan erangan mereka membikin gairah Erna bertambah naik..
“Ohh.. Sshh…” desah Lila ketika Andri dengan perkasa mengeluar masukkan kontol di memeknya.
“Gimana rasanya, Mbak?” tanya Andri sambil mengecup bibir Lila.
“Ohh sangat enakk.. Mmhh…” kata Lila sambil merangkul pundak Andri, sementara pinggulnya bergoyang mengikuti gerakan Andri.
Entah telah berapa lama mereka bersetubuh disaksikan Erna, hingga akhirnya Lila memeluk tubuh Andri kuat-kuat. Memeknya didesakan ke kontol Andri dalam-dalam. Gerakan pinggulnya makin cepat. Lalu tiba-tiba tubuhnya bergetar sambil mendesah panjang.
“Oohh.. Oohh…” desah Lila terkulai lemas seusai mendapat orgasme.
Sementara Andri tetap terus menggenjot kontolnya di memek Lila yang telah lemas. Gerakannya makin cepat ketika Andri merasakan ada sesuatu yang mendesak nikmat di kontolnya. Tidak lama segera dicabut kontolnya dari memek Lila, lalu digesek-gesekannya pada belahan memek Lila.
Sampai akhirnya.. Crott! Crott! Crott! Air mani Andri tumpah tidak sedikit di atas bulu-bulu memek Lila. Tubuh Andri lalu lemas terkulai di atas tubuh telanjang Lila. Erna yang melihat faktor itu segera menghampiri mereka. Diusapnya pantay Andri.
“Masih kuat tidak, sayang..?” bisik Erna ke telinga Andri.
Andri segera mencabut kontolnya dari memek Lila lalu bangkit. Lila juga demikian.
“Kenapa sayang?” tanya Andri sambil mengecup bibir Erna.
“Saya pengen…” kata Erna sambil memegang kontol Andri yang lemas dan tetap basah.
“Aku tetap lemas, sayang…” kata Andri.
“Sebentar lagi saya minta jatah ya, sayang…” kata Erna sambil mencium bibir Andri.
“Gimana, Mbak?” tanya Erna terhadap Lila sambil tersenyum. Lila tersenyum sambil berpakaian.
“Aku bisa ketagihan, loh…” kata Lila.
“Kapan saja Mbak butuh, datang saja kesini…” kata Erna tersenyum pula.
“Aku pulang dulu ya,” kata Lila sambil memeluk Erna erat.
Erna menggangguk
Menurut kesaksian Erna, telah berbagai puluh kali Lila bersetubuh dengan suaminya di depan mata. Erna bukan biseks. Erna hanya merasa mendapat sebuahgairah dan rangsangan yang sangat kuat ketika melihat suaminya menyetubuhi wanita lain yang disukai Erna sendiri. Dan menurut Erna juga, hingga detik ini mereka tidak sempat main bertiga. Faktor ini yang membikin suasana nasib Erna menjadi berwarna cerah. END




Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.