Berita Info Togel Online, Cerita Panas Dewasa Terbaru

Kumpulan agen judi togel online terpercaya

Vipaduq

Breaking

Togel Online Togel Online

Senin, 28 Oktober 2019

Diperkosa Kakak ku Menjadikan Aku Ketagihan Sex Sama Adik ku

 Sebut saja Namaku Ani, mahasiswi tingkat tiga di sebuah perguruan tinggi negeri di Bandung. Aku dan saudaraku empat bersaudara, aku anak nomor tiga. Kakakku yang paling besar, Mbak Ine telah menikah dan tinggal bersama suaminya di Jakarta. Kakakku nomor dua, Mas Doni bekerja di Batam, dan adikku Toni yang paling bungsu tetap kelas satu SMU negeri di Bandung. Baca juga Cerita Mesum yang ada di web ini. 77.104.158.154

Pertama kali aku meperbuat hubungan seks dengan kakakku nomor dua saat aku tetap kelas dua SMU. Saat itu kakakku sedang cuti dan pulang ke Bandung, aku sangat bahagia sekali. Kami bertiga berangkat ke Cipanas dan kami menyewa sebuah pondokan di sana. Malam harinya saat aku sedang tertidur lelap di kamarku, aku merasa ada sesuatu di kemaluanku. Mula-mula rasanya enak sekali semacam ada yang membelai dan menghisapnya, tetapi tiba-tiba rasanya sangat sakit semacam ada yang menekan dan berusaha masuk, dan kurasakan juga semacam ada yang sedang menindihku.


Saat aku membuka mataku, aku menonton kakakku sedang menindihku dan berusaha memasukkan batang kemaluannya, aku mencoba bentrok tapi tenagaku kalah kuat.
“Mas Doni jangan, aduh sakit Mas.., sakit..!”
“Ah diem aja dan jangan coba teriak..!” kata kakakku.
Malam itu kegadisanku diambil oleh kakakku sendiri. Tak ada rasa nikmat semacam yang kubaca di buku, melainkan rasanya sakit sekali. Aku hanya bisa pasrah dan menahan sakit di tahap liang kewanitaanku saat kakakku bergerak di atas tubuhku. Gerakannya kasar semacam ingin mencabik-cabik tubuhku. Aku hanya bisa menangis tersedu-sedu. Saat kulihat tubuh kakakku mengejang dan kurasakan ada sesuatu yang hangat menyemprot ke dalam liang senggamaku, terus hancurlah perasaan hatiku.
Pagi harinya aku hanya terdiam di kamar, sebab tubuhku rasanya lemas dan sakit. Saat kakakku mengajakku pergi, aku hanya memalingkan wajahku dan menangis. Sore harinya kakakku masuk ke kamarku, dirinya minta maaf atas kejadian semalam dan berusaha untuk memperbaikinya, tapi aku hanya diam saja. Malam harinya kakakku datang lagi ke kamarku. Aku sangat ketakutan, tapi dirinya hanya tersenyum dan mencoba mencium bibirku, aku kembali berontak. Aku memaki-maki kakakku, tapi dirinya tak peduli dan kembali mencium bibirku sambil meremas payudaraku, lama-lama aku menjadi terangsang sebabnya. Dan malam itu kembali aku dan kakakku meperbuatnya, tapi lain dari malam yang kemarin, malam ini aku merasakan kenikmatan yang menarik dan kami meperbuatnya dua hingga kali.

Sebelum kakakku kembali bekerja di Batam, saat mengantar kakakku di Bandara, aku meminta hadiah perpisahan darinya.
Di kamar mandi Bandara kami meperbuatnya lagi, “Ah Mas Doni.., terus Mas.. akh..”
“Akh Ani, kalian cantik sekali, akh… Ani, Mas Doni mau keluar, akh..!”
“Ani juga Mas.., akh… Mas, Ani keluar Mas.., akhh..!”
Mas Doni memelukku erat-erat, begitu juga diriku. Seusai berbagai saat kami berciuman dan kembali lagi ke ruang tunggu dengan argumen habis dari kantin beli makanan. Aku hanya bisa menangis saat Mas Doni pergi, tapi aku juga sangat bahagia dengan hadiah yang diberbaginya.

Sejak saat itu aku semacam ketagihan dengan seks, dan untuk melampiaskannya aku hanya bisa meperbuat masturbasi di kamar mandi. Aku telah punya pacar dan kami meperbuatnya hingga sekarang, tapi aku jarang merasakan kenikmatan semacam yang kudapatkan dari kakakku. Dan saat adikku mulai beranjak dewasa, aku menonton sosok kakakku, tapi adikku lebih tampan dan gagah bila dibandingkan dengan kakakku. Aku tak jarang merasa terangsang, tapi hanya bisa kutahan dan lagi-lagi hanya bisa kulampiaskan dengan jalan masturbasi. Entah berapa lama aku bisa menahan keinginan untuk meperbuatnya dengan adikku.

Sampai sebuahhari, saat orang tuaku sedang tak ada di rumah, adikku baru pulang sekolah dan aku menyiapkan makan siang untuknya. Sebab hari itu terasa panas, aku hanya memakai celana singkat dan t-shirt tanpa memakai BH. Saat adikku kusuruh makan, Toni menolak sebab telah makan di luar bersama kawan-kawannya, dan akhirnya aku makan sendiri, sedangkan adikku asyik berenang. Berakhir makan aku buatkan jus jeruk dan kuantarkan ke kolam renang. Sambil meminum jus jeruk, aku menonton adikku berenang. Saat Toni keluar dari kolam renang dan duduk di sebelahku sambil meminum jus jeruk dan berjemur, jantungku berdetak terus cepat dan aku sangat tak tahan untuk memeluknya.

Tidak kusangka adikku yang dulunya polos, kini telah berubah menjadi seorang cowok yang gagah dan tampan terlebih lagi kegemarannya merupakan berenang. Dadanya terkesan bidang dengan bentuk yang menggairahkan, tubuhnya atletis dan bisa kutebak kalau batangnya juga lumayan besar. Aku hanya bisa memandangnya, wajahnya ditutupi oleh handuk kecil yang dipakainya untuk mengeringkan tubuhnya. Aku telah tak tahan lagi dan aku tak peduli apa yang bakal terjadi. Aku membelai dada adikku dan Toni hanya menggelinjang kegelian.

“Mbak Ani.., apaan sih..? Geli tau..! Tak lebih kerjaan, mendingan bikinin aku roti bakar…”
Aku sedikit terkejut dan kucubit perutnya, Toni hanya tertawa.
“Emang aku pembantumu, enak aja.” kataku agak jengkel.
Aku telah sangatlah tak tahan, tanpa pikir panjang lagi kutindih tubuh adikku dan kulempar handuk dari wajahnya.
“Mbak Ani mau ngapain sih..?” tanyanya.
Tanpa sepatah kata pun langsung kucium mulutnya dan kuremas-remas dadanya yang bidang itu. Adikku sangat terkejut dengan apa yang kuperbuat dan mendorong tubuhku. Aku tak peduli, kucium lagi bibirnya dan hari ini adikku tak bereaksi apa-apa dan mencoba untuk menikmatinya. Aku tahu kalau Toni mulai terangsang, sebab kurasakan diantara kedua pahanya ada sesuatu yang bertambah besar.

Kuciumi terus bibir dan lehernya, adikku sedikit kewalahan tapi Toni rutin mencoba membalas ciumanku meski terasa agak kaku.
“Baru pertama dicium cewek ya..?” tanyaku.
“Ah Mbak tak sedikit omong, terusin aja Mbak..!” katanya tak sabar lagi.
Mendengar ucapannya aku jadi terus bersemangat, langsung kubuka kaosku, dan adikku hanya bisa melotot menonton payudaraku yang lumayan besar.
“Wah susu Mbak keren sekali, baru hari ini Toni menonton susu cewek.” katanya.
Kusuruh Toni memegang dan meremasnya, “Aduh jangan keras-keras, sakit.. Coba kini kalian isep susu Mbak..”
Lalu kusodorkan payudaraku ke mulutnya, Toni mengulum dan menghisap puting payudaraku, “Akh enak sekali Ton, sshs… akhh terus Ton.., enak sekali…”

Kusuruh Toni berhenti, lalu kuciumi lagi bibir dan lehernya, kemudian kuturun ke dadanya dan kuciumi dan kugigit pelan putingnya, Toni hanya bisa mendesah lirih, “Akh.. enak Mbak, akhh…”
Dengan tergesa aku turun kebawah, kulihat batang kejantanannya yang gagah telah sedikit tercetak dan menunjukan kepalanya di celana renang adikku. Dengan penuh nafsu langsung kutarik celana renang adikku hingga ke lututnya.
“Wah.., Ton punya kalian Oke juga nih, lebih keren dari punya Mas Doni..”
Adikku hanya tersenyum dan semacamnya tak sabar dengan apa yang bakal kuperbuat. Aku pun lalu membuka celanaku dan kini aku telanjang. Toni bangun dari kursi dan duduk, lalu Toni meraba bibir kemaluanku, kemudian kusuruh Toni menjilati bibir kemaluanku. Toni kelihatannya kaget tapi langsung kutarik kepalanya ke arah kemaluanku, dan Toni mulai menjilati permukaan celah senggamaku.
“Akh.., Ton enak sekali terus akh… yaa disitu Ton, enak.., akhh… terus Ton terus akkhh…” desahku.
Aku menggelinjang keenakan dibuatnya, rasanya enak sekali dan aku sangat suka apabila ada yang menjilati kemaluanku. Aku telah tak tahan, kudorong tubuh adikku ke kursi lagi, kemudian kupegang batang kejantanannya dan kuarahkan ke liang senggamaku. Toni kelihatannya sedikit tegang saat kepala kejantanannya menyentuh permukaan bibir kemaluanku. Toni menahan nafas dan mengerang saat aku menekan tubuhku ke bawah, dan batang kejantanannya masuk seluruhnya ke liang kewanitaanku.
“Akh… Mbak… enak sekali… hangat.. yeah… ayo Mbak terusin..!”

Aku lalu bergerak, menggoyangkan pantatku ke atas dan ke bawah, dan kadang kuputar-putar, tangan adikku kusuruh meremas-remas payudaraku dan Toni sangat bernafsu sekali. Aku bergerak terus lama semaki cepat, tanganku memegang paha adikku untuk tumpuan. Berbagai saat kemudian, nafas adikku mulau memburu dan gerakannya mulai tak karuan, kadang memegang pantatku, kadang meremas payudaraku, dan aku tahu kalau Toni telah hampir hingga dan berusaha menahannya.

“Akh.. Mbak.., aduh… Toni mau keluar Mbak..!”
“Tahan Ton.., Mbak sebentar lagi akhh..!”
Terus kupercepat gerakanku, aku mulai liar. Kuremas dadanya dan saat kurasa kenikmatan itu, aku menekan tubuh adikku, dan tubuhku menjadi tegang sambil kuremas paha adikku.
“Toni nggak tahan lagi Mbak… akh… Mbak, Toni keluar Mbak akhh..!”
Pantatnya terangkat ke atas semacam ingin menusuk kewanitaanku dan kurasakan semprotannya yang lumayan keras berbagai kali di dalam rahimku. Begitu juga denganku, otot kemaluanku menekan batangnya dan kurasakan liangku terus basah, baik oleh cairanku ditambah mani adikku yang menyemprot sangat tak sedikit di celah senggamaku.

Tubuh kami basah oleh keringat, dan kemudian kupeluk tubuh adikku menikmati sisa-sisa kenikmatan tadi. Nafas adikku mulai teratur dan kurasakan batang kemaluannya mulai mengecil di liang kewanitaanku, tetapi pantatku tetap tetap bergoyang di atas tubuhnya.
“Mbak, enak sekali.., makasih ya Mbak, baru pertama hari ini Toni merasakan nikmatnya tubuh perempuan dan nikmatnya meperbuat hubungan badan.”
“Mbak yang wajibnya makasih sama kamu, nyatanya adik Mbak lumayan luar biasa meski baru pertama kali, tapi Mbak sangat puas sekali dan Mbak pengen sekali lagi, bolehkan Ton..?”
“Wah.., Toni juga mau Mbak..!”

Kucabut batang kejantanannya dari celah kewanitaanku dan kembali kurasakan orgasme saat mencabutnya. Batang kemaluan adikku telah mengecil sekarang, tapi tetap telihat gagah. Toni lalu duduk di pinggir kursi dan aku kemudian menjilati batang kejantanannya, Toni kembali mendesah, “Ssshhh.., enak Mbak..!”
Tangannya membelai rambutku dan kadang meremas payudaraku. Aku kembali terangsang dan batang kemaluan Toni dengan cepatnya kembali tegak dan kokoh. Aku lalu lari dan menceburkan diriku di kolam renang, Toni menyusul seusai membuka celana renang yang tetap tertinggal di lututnya. Di kolam kembali kami berciuman, tapi kini Toni kubiarkan lebih agresif. Sambil duduk di tangga kolam, diciuminya bibir dan leherku, kemudian dihisapnya puting payudaraku.

Kemudian kurasakan Toni berusaha memasukkan batang keperkasaannya, tapi rutin meleset. Aku hanya tertawa kecil, lalu kubantu dia. Kupegang batangnya dan kuarahkan ke kemaluanku. Toni hanya tertawa kecil dan kemudian dirinya menekan rudalnya ke sarangku. Toni lalu menggerakkan pantatnya dan memompa senjatannya keluar masuk liang surgaku, nafasnya juga mulai memburu. Aku menikmati tekanan yang diberbagi Toni dan rasanya nikmat sekali.
“Akh.., enak sekali Ton, yang keras Ton..! Akh..!”
“Akhh Mbak.., kami pindah di kursi ya..? Di sini nggak enak.”
Toni lalu membawa tubuhku, kulingkarkan kakiku di pinggangnya jadi aku tetap bisa bergerak mesikipun Toni berdiri dan berlangsung ke arah kursi tempat kami tadi.

Di baringkannya tubuhku, lalu Toni mulai memompa batang kejantanannya lagi, terus lama semaki cepat. Aku mengimbangi gerakakn Toni dengan mengerakkan pantatku ke kiri dan ke kanan, kadang kuremas-remas pantat adikku yang kenyal. Nafas Toni mulai tak teratur.
“Lebih cepat Ton.. akh..!”
“Mbak.., Toni mau keluar Mbak, akh..!”
Gerakan Toni terus cepat, dan saat kulihat tubuh Toni mulai mengejang, kulingkarkan kakiku di pinggangnya. Toni menekan dan memasukan batang kemaluannya lebih dalam lagi.
“Akh.., Mbak, Toni keluar Mbak, akhh.., Mbak.. ngeakhh…”

Tubuhnya lalu rubuh di atas tubuhku. Tanpa mengeluarkan burungnya, kusuruh Toni berbalik dan aku mulai menggerakkan pantatku di atas tubuhnya. Batang kemaluan Toni terbukti mengecil, tapi lama-lama mulai mengembang lagi. Aku bergerak tak karuan di atas tubuhnya, hingga berbagai saat kemudian aku orgasme, kupeluk erat-erat tubuh Toni. Seusai agak tenang, sebab aku tahu kalau Toni belum keluar, kemudian aku turun dan mengulum batang keperkasaannya. Toni menggerakkan pantatnya ke kiri dan ke kanan dan kadang menusuk ke dalam mulutku. Selang berbagai waktu kemudian, batang kemaluannya semacam mengembang di dalam mulutku.
“Akh.., Toni keluar Mbak.. akhh..!”
Maninya menyembur di dalam mulutku dan kutelan semuanya, kemudian kami berpelukan dan berciuman. Tanpa sadar kami tertidur di kursi, kepalaku kurebahkan di dadanya dan tubuhku di atas tubuhnya.

Sore hari kami dikejutkan oleh suara klakson mobil dan kami buru-buru bangun. Aku memakai bajuku yang berserakan di pingir kolam dan Toni buru-buru mengambil celana renangnya dan berlari ke kamarnya. Saat makan malam, kakiku mengeranyangi kakinya dan jari kakiku menekan batangnya yang mulai mengembang. Kedua orang tuaku sedikit keheranan dengan kelakuan kami, tapi mereka tak sempat tahu dengan apa yang telah terjadi di antara kami. Malamnya seusai makan malam aku langsung masuk kamar, begitu juga Toni. Tengah malam aku tersadar sebab Toni menciumi bibirku dan malam itu kami meperbuatnya lagi.

Sejak saat itu, dengan cara sembunyi-sembunyi kami meperbuatnya, bahkan seusai aku menikah dengan pacarku, kami pun tetap tak jarang meperbuatnya, khususnya saat suamiku sedang dinas keluar kota. Rahasia ini hingga kini tetap kami pegang dan bahkan cinta gelap kami ini membuahkan putra pertamaku yang kini telah berumur 9 tahun.

Saat pernikahan Toni aku memberbagi sebuah hadiah. Seusai malam pengantinnya, kami meperbuatnya di gudang belakang rumah saat semua orang telah terlelap. Toni bilang mesikipun istrinya kini tetap gadis, tapi tak ada yang menyaingi aku. Makanya suamiku sangat betah di rumah sebab servisku yang sangat memuaskan, tanpa tahu kalau aku selingkuh dengan adik kandungku sendiri. Baca juga cerita seks sebelumnya yang tak kalah seru dengan judul ” Cerita Sex Karyawati Bernafsu Tinggi Sebuah Perusahaan IT ” . END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.