Berita Info Togel Online, Cerita Panas Dewasa Terbaru

Kumpulan agen judi togel online terpercaya

Vipaduq

Breaking

Togel Online Togel Online

Minggu, 03 November 2019

Menikmati Tubuh Mulus Wanita Janda Tanpa Anak

Menikmati Tubuh Mulus Wanita Janda Tanpa Anak


Aku merupakan seorang pria yang berprofesi sebagai dokter dan telah belasan tahun praktek di kawasan pinggiran kumuh bunda kota, cocoknya di kawasan Pelabuhan Rakyat di Jakarta Barat.
Pasien ku lumayan tak sedikit, tetapi rata-rata dari kelas menengah ke bawah. Jadi sekalipun telah belasan tahun aku berpraktek dengan jumlah pasien lumayan, aku tetap saja tak berani membina rumah tangga, sebab aku sangatlah ingin memtersanjungkan isteriku, bila aku mempunyainya kelak, dan ketersanjungan bisa dengan mudah dicapai bila kantongku tebal, simpananku tak sedikit di bank dan rumahku besar.

Ayok Gabung Bersama Kami Hanya DI ..77.104.158.154

Tetapi aku tak sempat mengeluh bakal kondisiku ini. Aku tak ingin membanding-bandingkan diriku pada Dr. Hendri yang pakar bedah, alias Dr. Megi yang spesialis kandungan, sekalipun mereka dulu waktu tetap sama-sama kuliah di fakultas kedokteran tak jarang aku bantu dalam menghadapi ujian. 

Mereka merupakan bintang kedokteran yang sangat cemerlang di bumi pertiwi, bukan hanya ketenaran nama tetapi juga kekayaan mereka yang tampak berhasil saat ini.

Dengan pekerjaanku saat yang melayani masyarakat kelas bawah, dan sangat memerlukan pelayanan kesehatan dengan harga murah, aku mendapatkan kepuasan dengan cara batiniah, sebab aku bisa melayani sesama dengan baik.

Tetapi, dibalik itu, aku pun mendapatkan kepuasan seks dengan seorang janda muda tanpa anak yang amat sangat aku nikmati.

Kisah ini terjadi pada sebuahmalam hari, saat aku diminta mengunjungi pasien yang katanya sedang sakit parah di rumahnya. Semacam biasa, aku mengunjunginya seusai aku menutup praktek pada kurang lebih setengah sepuluh malam. 
Nyatanya sakitnya sebetulnya tidaklah parah bila ditinjau dari kacamata kedokteran, hanya flu berat disertai tak lebih darah, jadi dengan suntikan dan obat yang biasa aku sediakan bagi mereka yang kesusahan mendapatkan obat malam malam, si bunda bisa di ringankan penyakitnya.

Saat aku mau meninggalkan rumah si ibu, nyatanya tanggul di tepi sungai ambrol dan air bah menerjang, hingga mobil kijang bututku dan merta terbenam hingga dengan tinggi tak lebih lebih 50 senti dan mematikan mesin yang sempat nasib sebentar. Air di mana-mana dan aku pun menolong keluarga si bunda untuk mengungsi ke atas, sebab kebetulan rumah petaknya terdiri dari 2 lantai dan di lantai atas ada kamar kecil satu-satunya tempat anak gadis si bunda tinggal.

Sebab tak ada kemungkinan untuk pulang, maka si Bunda memperkenalkan aku untuk menginap hingga air surut. Di kamar yang sempit itu, si bunda segera tertidur dengan pulasnya, dan tinggallah aku berduaan dengan anak si ibu, yang nyatanya dalam sinar remang-remang, tampak manis sekali, maklum, umurnya aku perkirakan baru kurang lebih awal dua puluhan.

Ayok Gabung Bersama Kami Hanya DI : 77.104.158.154

“Pak dokter, maaf ya, kita tak bisa menyuguhkan apa apa, agaknya semua perabotan dapur terendam di bawah”, katanya dengan suara yang begitu merdu, sekalipun di luar terdengar hamparan hujan tetap mendayu dayu.

“Oh, enggak apa-apa kok Dik”, sahutku.
Dan untuk melalui waktu, aku tak sedikit bertanya padanya, yang nyatanya bernama Murni.

Nyatanya Murni merupakan janda tanpa anak, yang suaminya meninggal sebab kecelakaan di laut 2 tahun yang lalu. Sebab hanya berdua saja dengan ibunya yang sakit-sakitan, maka Murni tetap menjanda. Murni kini bekerja pada pabrik konveksi pakaian anak-anak, tetapi perusahaan tempatnya bekerja pun terkena akibat krisis ekonomi yang berkepanjangan.

Saat aku melirik ke jam tanganku, nyatanya jam telah menunjukkan setengah dua dini hari, dan aku lihat Murni mulai terkantuk-kantuk, maka aku sarankan dirinya untuk tidur saja, dan sebab sempitnya kamar ini aku terpaksa duduk di samping Murni yang mulai merebahkan diri.

Tampak rambut Murni yang panjang terburai di atas bantal. Dadanya yang membusung tampak bergerak naik turun dengan teraturnya mengiringi nafasnya. Ketika Murni berbalik badan dalam tidurnya, belahan bajunya agak tersingkap, jadi bisa kulihat buah dadanya yang montok dengan belahan yang sangat dalam. Pinggangnya yang ramping lebih menonjolkan busungan buah dadanya yang tampak sangat menantang. Aku coba merebahkan diri di sampingnya dan nyatanya Murni tetap lelap dalam tidurnya.

Pikiranku menerawang, teringat aku bakal Wati, yang juga mempunyai buah dada montok, yang sempat aku tiduri malam minggu yang lalu, saat aku melepaskan lelah di panti pijat tradisional yang tersedia tak sedikit di kawasan aku berpraktek.

Tapi Wati nyatanya hanya nikmat di pandang, sebab permainan seksnya jauh di bawah harapanku. Waktu itu aku hampir-hampir tak bisa pulang berlangsung tegak, sebab burungku tetap tetap keras dan mengacung seusai ’berakhir’ bergumul dengan Wati. 

Maklum, aku tak terpuaskan dengan cara seksual, dan kini, telah seminggu berlalu, dan aku tetap memendam berahi di antara selangkanganku.

Aku mencoba meraba buah dada Murni yang begitu menantang, nyatanya dirinya tak menggunakan beha di bawah bajunya. 

Teraba puting susunya yang mungil. dan ketika aku mencoba melepaskan bajunya, nyatanya dengan mudah bisa kuperbuat tanpa membikin Murni terbangun. Aku dekatkan bibirku ke putingnya yang sebelah kanan, nyatanya Murni tetap tertidur.

Aku mulai merasakan kemaluanku mulai membesar dan agak menegang, jadi aku semakinkan permainan bibirku ke puting susu Murni yang sebelah kiri, dan aku mulai meremas buah dada Murni yang montok itu.

 Terasa Murni bergerak di bawah himpitanku, dan tampak dirinya terbangun, tetapi aku segera menyambar bibirnya, supaya dirinya tak menjerit. Aku lumatkan bibirku ke bibirnya, sambil menjulurkan lidahku ke dalam mulutnya. 

Terasa sekali Murni yang semula agak tegang, mulai rileks, dan agaknya dirinya menikmati juga permainan bibir dan lidahku, yang disertai dengan remasan gemas pada ke dua buah dadanya.

Seusai aku yakin Murni tak bakal berteriak, aku alihkan bibirku ke arah bawah, sambil tanganku mencoba menyibakkan roknya supaya tanganku bisa meraba kulit pahanya.

 Nyatanya Murni sangat bekerja sama, dirinya gerakkan bokongnya jadi dengan mudah malah aku bisa menurunkan roknya sekaligus dengan celana dalamnya, dan saat itu kilat di luar membikin sekilas tampak pangkal paha Murni yang mulus, dengan bulu kemaluan yang tumbuh lebat di antara pangkal pahanya itu.

Kujulurkan lidahku, kususupi rambut lebat yang tumbuh hingga di tepi bibir besar kemaluannya.

Di tengah atas, nyatanya clitoris Murni telah mulai mengeras, dan aku jilati sepuas hatiku hingga terasa Murni agak menggerakkan bokongnya, tentu dirinya menahan gejolak berahinya yang mulai semakinik oleh jilatan lidahku itu.

Murni membiarkan aku bermain dengan bibirnya, dan terasa tangannya mulai membuka kancing kemejaku, lalu melepaskan ikat pinggangku dan mencoba melepaskan celanaku. Agaknya Murni mendapat sedikit kesusahan sebab celanaku terasa sempit sebab kemaluanku yang makin membesar dan makin menegang.

Sambil tetap menjilati kemaluannya, aku menolong Murni melepaskan celana panjang dan celana dalamku sekaligus, jadi saat ini kita telah bertelanjang bulat, berbaring bersama di lantai kamar, sedangkan ibunya tetap nyenyak di atas tempat tidur.

Mata Murni tampak agak terbelalak saat dirinya memandang ke arah bawah perutku, yang penuh ditumbuhi oleh rambut kemaluanku yang subur, dan batang kemaluanku yang telah membesar penuh dan dalam keadaan tegang, menjulang dengan kepala kemaluanku yang membesar pada ujungnya dan tampak merah berkilat.

Kutarik kepala Murni supaya mendekat ke kemaluanku, dan kusodorkan kepala kemaluanku ke arah bibirnya yang mungil.

Nyatanya Murni tak canggung membuka mulutnya dan mengulum kepala kemaluanku dengan lembutnya. 

Tangan kanannya mengelus batang kemaluanku sedangkan tangan kirinya meremas buah kemaluanku. Aku memajukan bokongku dan batang kemaluanku makin dalam memasuki mulut Murni. Kedua tanganku sibuk meremas buah dadanya, lalu bokongnya dan juga kemaluannya. Aku mainkan jariku di clitoris Murni, yang membikinnya menggelinjang, saat aku rasakan kemaluan Murni mulai membasah, aku tahu, saatnya telah dekat.

Kulepaskan kemaluanku dari kuluman bibir Murni, dan kudorong Murni hingga telentang. Rambut panjangnya kembali terburai di atas bantal.

Murni mulai sedikit merenggangkan kedua pahanya, jadi aku mudah menempatkan diri di atas badannya, dengan dada menekan kedua buah dadanya yang montok, dengan bibir yang melumat bibirnya, dan tahap bawah tubuhku berada di antara kedua pahanya yang makin dilebarkan.

 Aku turunkan bokongku, dan terasa kepala kemaluanku menyentuh bulu kemaluan Murni, lalu aku geserkan agak ke bawah dan saat ini terasa kepala kemaluanku berada diantara kedua bibir besarnya dan mulai menyentuh mulut kemaluannya.

Kemudian aku dorongkan batang kemaluanku perlahan-lahan menyusuri liang sanggama Murni.

 Terasa agak seret majunya, sebab Murni telah menjanda dua tahun, dan agaknya belum merasakan batang kemaluan laki-laki sejak itu.

 Dengan sabar aku majukan semakin batang kemaluanku hingga akhirnya tertahan oleh dasar kemaluan Murni.

 Nyatanya kemaluanku lumayan besar dan panjang bagi Murni, tetapi ini hanya sebentar saja, sebab segera terasa Murni mulai sedikit menggerakkan bokongnya jadi aku bisa mendorong batang kemaluanku hingga habis, menghunjam ke dalam liang kemaluan Murni.

Aku membiarkan batang kemaluanku di dalam liang kemaluan Murni kurang lebih 20 detik, baru seusai itu aku mulai luar biasanya perlahan-lahan, hingga kira-kira setengahnya, lalu aku dorongkan dengan lebih cepat hingga habis.

 Gerakan bokongku nyatanya membangkitkan berahi Murni yang juga menimpali dengan gerakan bokongnya maju dan mundur, kadangkala ke arah kiri dan kanan dan sesekali bergerak memutar, yang membikin kepala dan batang kemaluanku terasa di remas-remas oleh liang kemaluan Murni yang makin membasah.

Tidak terasa, Murni terdengar mendasah dasah, terbaur dengan dengusan nafasku yang ditimpali dengan hawa nafsu yang makin membubung. Untuk kali pertama aku menyetubuhi Murni, aku belum ingin meperbuat gaya yang siapa tahu bakal membikinnya kaget, jadi aku semakinkan gerakan bokongku mengikuti irama bersetubuh yang tradisional, tetapi ini juga membuahkan hasil kenikmatan yang amat sangat. Kurang lebih 40 menit kemudian, disertai dengan jeritan kecil Murni, aku hunjamkan seluruh batang kemaluanku dalam dalam, kutekan dasar kemaluan Murni dan seketika kemudian, terasa kepala kemaluanku menggangguk-angguk di dalam kesempitan liang kemaluan Murni dan memancarkan air maniku yang telah tertahan lebih dari satu minggu.

Terasa badan Murni melamas, dan aku biarkan berat badanku tergolek di atas buah dadanya yang montok. Batang kemaluanku mulai melemas, tetapi tetap lumayan besar, dan kubiarkan tergoler dalam jepitan liang kemaluannya. Terasa ada cairan hangat mengalir membasahi pangkal pahaku. Sambil memeluk tubuh Murni yang berkeringat, aku bisikan ke telinganya,
“Murni, terima kasih, terima kasih..”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.