Berita Info Togel Online, Cerita Panas Dewasa Terbaru

Kumpulan agen judi togel online terpercaya

Vipaduq

Breaking

Togel Online Togel Online

Minggu, 03 November 2019

Aku Digangbang Mamaku Dan Tanteku Yang Hipersex

Aku Digangbang Mamaku Dan Tanteku Yang Hipersex

Namaku Roy, 32 tahun. Sekarang aku tinggal di Bandung. Tidak sedikit yang bilang aku ganteng. Kisah yang bakal aku tulis ini ialah kisah nyata dheri pengalaman ngentot aku dengan mami dan bude aku. .Ayok Gabung Bersama Kami Hanya DI 77.104.158.154

Cerita ini dimulai ketika aku berusia 20 tahun. Saat itu bude ratna datang dan bermalam selagi kemarin hari di rumah sebab suaminya sgilag bteriakkat keluar kota.

Dia merasa sepi dan takut tinggal di rumahnya sendirian. bude ratna berusia 32 tahun. Penampilannya biasa saja. Tinggi badan 160 cm. Ramping. Tapi aku suka bodynya. Buah dada 36B, dan pantatnya besar bulat.


Aku suka lihat bude ratna kalau sudah memakai celana panjang ketat jadi pantatnya sangat membentuk, mteriaksang. bude ratna ialah adik kandung Papa aku.
Waktu itu hheri aku tidak masuk kusarih. Aku diam di rumah bersama mami dan bude ratna. Pagi itu, jam 10, saya lihat mami baru berakhir mandi. Mami keluar dheri kamar mandi memakai handuk menutupi dada dan setengah pacuma yang putih mulus. Mami berusia 38 tahun. Sangat mengnafsukan.

Saat itu gak tahu dengan cara tidak sengaja aku menonton mami membetulkan lilitan handuknya sebelum masuk kamar. Terkesan toket mami meski gak begitu besar tapi tetap keren bentuknya.

Yang khususnya jadi perhatian aku ialah memek mami yang dihiasi bulu hitam gak begitu lebat berbentuk segitiga rapi. Mungkin sebab mami rajin mengasuhnya.

Mama semacamnya tidak sadar kalau aku sgilag menontonnya. Mami langsung masuk kamar. Hati berdebar dan terbayang semakin pemandangan tubuh mami tadi.

Aku dekati pintu, lalu aku intip dheri celah kunci. Terkesan mami sgilag membuka lilitan handuknya lalu mengeringkan rambutnya dengan handuk tersebut. Terkesan tubuh mami sangat mengnafsukan. Khususnya memek mami yang aku fokuskan.

Secara otomatis tangan aku meraba kontol dheri luar celana, lalu meremasnya slow-slow sambil menikmati keindahan tubuh mteriaksang mama. Sebab sudah tidak tahan lagi, aku segera ke kamar mandi dan onani sambil berimajinasi menyetubuhi mama. Hingga akhirnya.. Crot! Crot! Crot! Aku klimak.

Sore hherinya, waktu aku sgilag tiduran sambil membaca majalah, tiba-tiba terdengar suara mami terbuktigil aku.
“Roy..!” panggil mama.

“Ya, Ma…” sahut aku sambil bergegas ke kamar mama.

“Ada apa, Ma?” tanya aku.

“Pijitin badan mama, Roy. Pegal rasanya…” kata mami sambil tengkurap.

“Iya, Ma…” jawab aku.

Waktu itu mami memakai daster. Aku mulai memijit kaki mami dheri betis. Semakin hingga naik ke paha. Mami tetap diam merasakan pijitan aku.

Sebab daster mami agak mengganggu pijitan, maka aku bertanya pada mama, “Ma, dasternya naikin ya? mengganggu nih…” tanya aku.

“Emang kalian mau mijitan apa aja, Roy?” tanya mama.

“Seluruh badan mama,” jawab aku. Ayok Gabung Bersama Kami Hanya DI 77.104.158.154

“Ya sudah, mami buka baju saja,” kata mami sambil bangun, lalu melepas dasternya tanpa ragu.

“Ayo lanjutkan, Roy!” kata mami sambil kembali tengkurap. Darah aku berdesir menonton mami setengah telanjang di depan mata.

“Mama tidak malu buka baju depan Roy?” tanya aku.

“Malu kenapa? Kan anak kandung mama.. Biasa sajalah,” jawab mami sambil memejamkan mata.

Aku berdebar. Tanganku mulai memijit paha mama. Sebenarnya bukan meimijit, istilah yang cocok ialah mengusap agak keras.

Aku nikmati usapan tangan aku di paha mami sambil mata semakin memandangi pantat mami yang memakai celana dalam merah. Seusai berakhir “memijit” paha, sebab tetap ragu, aku tidak memijit pantat mama, tapi langsung naik memijit pinggang mama.

“Kok dilewat sih, Roy?” protes mami sambil menggoyangkan pantatnya.

“Mm.. Roy takut mami marah…” jawab aku.

“Marah kenapa? Kalian kan emang mami pinta mijitin.. Ayo semakinkan!” pinta mama.

Sebab sudah mendapatkan angin, aku mulai meraba dan agak meremas pantat mami dheri luar celana dalamnya. Enjoy rasanya memijit dan meremas pantat mami yang bulat dan padat. Kontol aku sudah mulai makin keras. Mami tetap terpejam menikmati pijitan aku.

Sebab birahi aku sudah naik, aku sengaja memasukkan tangan aku ke celana dalam mami dan semakin meremasnya. Mami tetap diam. Aku makin berani.

Jheri tengah aku mulai menyusuri belahan pantat mami hingga ke belahan memek mama. Jheri aku diam disana. Aku takut mami marah. Tapi mami tetap diam sambil memejamkan mata. Aku mulai menggerakan jheri tengah aku di belahan memek mama. Mami tetap diam.

Terasa memek mami mulai basah. Dan aku tahu kalau mami agak menggoyang-goyangkan pantatnya, mungkin mami merasa enak menikmati jheri aku di belahan memeknya. Itu perdiksi aku.
Sebab sudah basah, aku nekad masukkan jheri aku ke celah memek mama. Mami tetap memejamkan mata, tapi pantatnya mulai berputar agak cepat.

“Roy, kalian ngapain?” tanya mami sambil membalikkan badannya. Aku kaget dan takut mami marah.

“Maaf, Ma…” kataku tertunduk tidak berani memandang mata mama.

“Roy tidak tahan mengabolisi birahi…” kataku lagi.

“Nafsu apa?” kata mami dengan nada lembut.

“Sini berbhering dekat mama,” kata mami sambil menggeserkan badannya. Aku diam tidak mengerti.

“Sini berbhering Roy,” ucap mami lagi.

“Tutup dulu pintu kamar,” kata mama.

“Ya, Ma…” kataku sambil berdiri dan segera menutup pintu. Kemususan aku berbhering di samping mama.
Mama menatapku sambil mengelus rambut aku.

“Kenapa berbirahi dengan mama, Roy,” tanya mami lembut.

“Mama marahkah?” tanya aku.

“Mama tidak marah, Roy.. Jawablah jujur,” ucap mama.

“Menonton tubuh mama, Roy tidak tahu kenapa jadi pengen, Ma…” kataku. Mami tersenyum.

“Berarti anak mami sudah mulai dewasa,” kata mama.

“Kamu sangatlah mau akung?” tanya mama.

“Maksud mama?” tanya aku.

“Dua jam lagi Papa kalian balik…” cuma itu yang keluar dheri mulut mami sambil tangannya meraba kontol aku dheri luar celana.

Aku kaget sekaligus tersanjung. Mami mencium bibir aku, dan akupun segera membalasnya. Kita saling mencium mesra sambil tangan kita saling meraba dan meremas.

“Buka baju kamu, Roy,” kata mama. Aku menurut, dan segera melepas baju dan celana.

Mama juga melepas BH dan celana dalamnya. Mami duduk di tepi tempat tidur, sgilagkan aku tetap berdiri.

“Kontol kalian besar, Roy…” kata mami sambil meraih kontol aku dan meremas dan mengocoknya. Enak rasanya.

“Kamu udah sempat maen dengan perempuan tidak, akung?” tanya mama.

Sambil menikmati enaknya dikocok kontol aku menjawab, “Belum pernah, Ma.. Mmhh..”. Mami tersenyum, gak tahu apa artinya.

Lalu mami menherik pantat aku hingga kontol aku hampir mengenai wajahnya. Lalu mami mulai menjilati kontol aku mulai dheri kontol hingga ke kepalanya.

Rasanya sangat nikmat. Lebih nikmat lagi ketika mami memasukkan kontolku ke mulutnya. Hjilatan dan permainan lidah mami sangat pandai.

Tanganku dengan keras memegang dan meremas rambut mami dengan keras sebab merasakan kepuasan yang amat sangat. Tiba-tiba mami menghentikan hjilatannya, tapi tangannya tetap mengocok kontolku perlahan.

“Enak akung?” tanya mami sambil menengadah menatapku.

“Iya, Ma.. Enak sekali,” jawabku dengan suara tertahan.

“Sini akung. Kontolmu udah besar dan tegang. Sekarang cepat masukkan…” ucap mami sambil menherik tanganku.

Mama lalu telentang di tempat tidur sambil membuka lebar pacuma. Tanpa ragu aku naiki tubuh mama. Aku arahkan kontolku ke celah memeknya. Tangan mami mengajar kontolku ke celah memeknya.

“Ayo, Roy.. Masukkan…” ucap mami sambil semakin memandang wajahku.

Aku tekan kontolku. Lalu terasa kepala kontolku memasuki celah yang basah, licin dan hangat. Lalu kontol kontolku terasa memasuki sesuatu yang menjepit, yang gak tahu bagaimana aku membahas rasa nikmatnya.. Dengan cara perlahan aku keluarmasukkan kontolku di memek mama. Aku cium bibir mama. Mamapun membalas ciuman aku sambil menggoyangkan pinggulnya mengimbangi goyangan aku.

“Enak, Roy?” tanya mama.

“Sangat enak, Ma…” jawabku sambil semakin menyetubuhi mama. Seusai berbagai menit, aku hentikan gerakan kontol aku.

“Kenapa mami mau meperbuat ini dengan Roy?” tanyaku. Sambil tersenyum, mata mami terkesan berkaca-kaca.

“Sebab mami akung kamu, Roy…” jawab mama.

“Sangat akung…” lanjutnya.

“Lagipula detik ini mami terbukti sgilag ingin bersetubuh…” lanjutnya lagi.

Aku terdiam. Tidak berapa lama aku kembali menggerakan kontol aku menyetubuhi mama.

“Roy juga sangat akung mama…” ujarku.

“Ohh.. Roy.. Enakk.. Mmhh…” desah mami ketika aku menyetubuhinya makin keras.

“Mama mau keluar…” desah mami lagi.

Tak lama kurasakan tubuh mami menggelinjang lalu mendekap aku erat-erat. Goyangan pinggul mami makin keras. Lalu..

“Ohh.. Enak akungg…” desah mami lagi ketika dirinya mencapai klimak.

Aku semakin menggenjot kontolku. Lama-lama kurasakan ada dorongan kuat yang bakal keluar dheri kontol aku. Rasanya sangat kuat. Aku makin keras menggenjot tubuh mama..

“Ma, Roy gak tahann…” ujarku sambil mendekap tubuh mami lalu menekan kontolku lebih dalam ke memek mama.

“Keluherin akung…” ucap mami sambil meremas-remas pantatku.

“Keluherin di dalam aja akung biar enak…” bisik mami mesra.

Akhirnya, crott.. Crott.. Crott.. Air maniku keluar di dalam memek mama.

“Mmhh…” desahku. Lalu tubuh kita tergolek lemas berdampingan.

“Terima kasih ya, Ma…” ucap aku sambil mencium bibir mama.

“Lekas berbaju, Papa kalian sebentar lagi balik!” kata mama.

Lalu kamipun segera berbaju. Setengah jam kemususan Papa balik. Mami dan aku bersikap semacam biasa dan terkesan normal.

Malam hherinya, kurang lebih jam 11 malam, ketika mami dan Papa sudah tidur, aku dan bude ratna tetap nonton TV. bude ratna memakai kimono. Sesekali aku lihat paha mulusnya ketika kimononya tersingkap. Tapi tidak ada perasaan apa-apa. Sebab sudah biasa menonton semacam itu.

Tiba-tiba bude ratna bertanya sesuatu yang mengejutkan aku,”ngapain kalian tadi sore lama-lama berduaan ama mami kalian di kamar?” tanya bude ratna.

“Hayo, ngapain..?” tanya bude ratna lagi sambil tersenyum.

“Tidak ada apa-apa. Aku mijitin mama, kok…” jawabku.

“Kok lama amat. Sampe lebih dheri satu jam,” tanyanya lagi.

“Curigaan amat sih, bude?” kataku sambil tersenyum.

“bude cuma merasa aneh saja waktu bude denger ada suara-suara yang bagaimanaa gitu…” ucap bude ratna sambil tersenyum.

“Kayak suara yang lagi enak…” ucap bude ratna lagi.

“Udah ah.. Kok ngocehnya ngaco ah…” ujarku sambil bangun.

“Maaf dong, Roy. bude becanda kok…” ucap bude ratna.

“Kamu mau kemana?” tanya bude ratna.

“Mau tidur,” jawabku pendek.

“Temenein bude dong, Roy,” pinta bude.

Aku kembali duduk dikursi di samping bude ratna.

“Ada apa sih bude?” tanyaku.

“Tidak ada apa-apa kok. Hanya perlu temen ngobrol saja,” jawab bude ratna.

“Kamu sudah memiliki pacar, Roy?” tanya bude ratna.

“Belum bude. Kenapa?” aku balik bertanya.

“Kamu tuh ganteng, tinggi. Tapi kenapa belum memiliki pacar?” tanya bude lagi.

“Tidak sedikit sih yang ngajak jalan, tapi aku tidak mau,” jawabku.

“Apa kalian sempat kissing dengan perempuan, Roy?” tanya bude ratna slow sambil wajahnya didekatkan ke wajahku.

Bibir kita hampir bersentuhan. Aku tidak menjawab.

“Ni bude lagi horny kayaknya…” pikir aku.

Tanpa tidak sedikit kata, aku cium bibir bude ratna. bude ratnapun langsung membalas ciumanku dengan hebat. Permainan lidah dan sedotan bibir kita main mainkan.. Sementara tanganku segera masuk ke balik kimono bude ratna. Lalu masuk lagi ke dalam BH-nya. Lalu ku remas-remas toketnya dengan mesra sambil ujung jheri aku memainkan puting toketnya.

Ayok Gabung Bersama Kami Hanya DI 77.104.158.154

Suara bude ratna mendesah tertahan sebab kita tetap tetap saling mencium. Tangan bude ratnapun tidak diam. Tangannya meremas kontolku dheri luar celana kolorku. Kontolku langsung tegang.

“Roy, pindah ke kamar bude, yuk?” pinta bude ratna.

“Iya bude…” jawabku. Lalu kita segera naik ke loteng ke kamar bude ratna.

Setiba di kamar, bude ratna dengan tidak sabar segera melepas kimono dan BH dan CD-nya. Akupun segera melepas semua baju di tubuh aku.

“Ayo Roy, bude sudah gak tahan…” ucap bude ratna sambil senyum, lalu merebahkan badannya di kasur.

Aku segera menindih tubuh telanjang bude ratna. Aku cium bibirnya, pindah ke pipi, leher, lalu turun ke toketnya. Aku jilat dan hjilat puting toket bude ratna sambil meremas toket yang satu lagi.

“Ohh.. Mmhh.. Royy.. Kalian pinter amat sih.. Mmhh…” desah bude ratna sambil tangannya memegang kepala aku.

Lalu lidahku turun lagi ke perut, lalu ketika mulai turun ke selangkangan, bude ratna segera melebarkan kakinya mengangkang. Memek bude ratna bersih tidak berbau. Bulunya cuma sedikit sehing nampak jelas belahan memeknya yang keren. Aku segera jilati memek bude ratna khususnya tahap kelentitnya.

“Ohh.. Sayang.. Enakkhh.. Mmhh.. Semakin akung…” desah bude ratna sambil badannya menggelinjang mengabolisi nikmat.

Tak berapa lama tiba-tiba bude ratna mengepitkan kedua pacuma menjepit kepalaku. Tangannya menekan kepalaku ke memeknya.

“Oh, Roy.. bude keluar.. Nikmat sekali.. Ohh…” desah bude ratna.

Aku bangun, mengusap mulut aku yang basah oleh air memek bude ratna, lalu aku tindih badannya dan kucium bibirnya. bude ratna langsung membalas ciumanku dengan mesra.

“Isep dong kontol Roy, bude…” pintaku.

bude ratna mengangguk sambil tersenyum. Lalu aku kangkangi wajah bude ratna dan ku sodorkan kontolku ke mulutnya.

bude ratna langsung menghjilat dan menjilati kontolku dan mengocok dengan tangannya sambil memejamkan matanya. Sangat enak rasanya. Tutorial menghjilat dan menjilat kontolnya lebih pintar dheri mama.

“Udah bude, Roy udah pengen setubuhi bude…” kataku.

bude ratna melepaskan genggamannya, lalu aku arahkan kontol aku ke memeknya.

“Ayo, Roy.. bude sudah tidak tahan…” bisik bude ratna.

Lalu, bless.. sleb.. sleb.. sleb.. Kontolku keluar masuk memek bude ratna.

“Roy kalian pinter membahagiakan perempuan. Kalian pandai memberbagi kepuasan…” kata bude ditengah-tengah persetubuhan kami.

“Ah, biasa saja, bude…” ujarku sambil tersenyum lalu ku kecup bibirnya.

Selang berbagai lama, tiba-tiba bude ratna mempercepat gerakannya. Kedua tangannya erat mendekap tubuhku.

“Roy, semakin setubuhi bude.. Mmhh.. Ohh.. bude mau keluar.. Ohh.. Ohh. Ohh…” desahnya.

Tak lama tubuhnya menggelinjang. Pacuma erat menjepit pinggulku. Sementara akau semakin memompa kontolku di memeknya.

“Tente udah keluar, akung…” bisik bude ratna.

“Kamu hebat.. Kuat…” ucap bude ratna.

“Semakin setubuhi bude, Roy.. Puaskan diri kamu…” ujarnya lagi.

Tak lama akupun mulai merasakan kalo aku bakal segera klimak. Kupertcepat gerakanku.

“Roy mau keluar, bude…” kataku.

“Jangan keluarkan di dalam, akung…” pinta bude ratna.

“Cabut dulu…” ucap bude ratna.

“Sini bude isepin…” katanya lagi.

Aku cabut kontolku dheri memeknya, lalu aku arahkan ke mulutnya. bude ratna lalu menghjilat kontolku sambil mengocoknya. Tidak lama, crott.. crott.. crott.. crott.. Air maniku keluar di dalam mulut bude ratna tidak sedikit sekali. Aku tekan kontolku lebih dalam ke dalam mulut bude ratna.

bude ratna dengan tenang menelan air maniku sambil semakin mengocok kontolku. Lalu dirinya menjilati kontolku untuk membersihkan sisa air mani di kontolku. Sangat nikmat rasanya besetubuh dengan bude ratna.

Aku segera berbaju. bude ratna juga segera mengenakan kimononya tanpa BH dan CD.

“Kamu hebat, Roy.. Kalian dapat memuaskan bude,” ucap bude ratna.

“Kalo bude perlu kalian lagi, kalian mau kan?” tanya bude sambil mendekap aku.

“Kapan saja bude mau, Roy tentu kasih,” kataku sambil mengecup bibirnya.

“Terima kasih, akung,” ucap bude ratna.

“Roy kembali ke kamar ya, bude? Mau tidur,” kataku.

“Iya, sana tidur,” katanya sambil meremas kontolku mesra. Kukecup bibirnya sekali lagi, lalu aku segera keluar.

Besoknya, seusai Papa bteriakkat ke kantor, mami duduk di sampingku waktu aku makan.

“Roy, semalam kalian ngapain di kamar bude ratna sampe subuh?” tanya mami mengejutkanku.

Aku terdiam tidak dapat mengatakan apa-apa. Aku sangat takut dimarahi mama. Mami tersenyum.

Sambil mencium pipiku, mami mengatakan,”Jangan hingga yang lain tahu ya, Roy. Mami bakal jaga rahasia kasarin. Kalian suka bude kalian itu ya?” tanya mama. Plong rasanya perasaanku mendengarnya.

“Iya, Ma.. Roy suka bude ratna,” jawabku.

“Baiklah, mami bakal pura-pura tidak tahu mengenai kasarin…” ucap mama.

“Kasarin hati-hatilah…” ucap mami lagi.

“Kenapa mami tidak marah,” tanya aku.

“Sebab mami pikir kalian sudah dewasa. Leluasa meperbuat apapun asal mau tanggung jawab,” ucap mama.

“Terima kasih ya, Ma…” kataku.

“Roy akung mama,” kataku lagi.

“Roy, bude dan Papa kalian sgilag keluar.. Mau bantu mami gak?” tanya mama.

“Bantu apa, Ma?” aku balik tanya.

“Mama ingin…” ucap mami sambil mengusap kontolku.

“Roy bakal perbuat apapun buat mama…” kataku. Mami tersenyum.

“Mama tunggu di kamar ya?” kata mama. Aku mengangguk..

Sejak detik itu hingga detik ini aku kawin dan memiliki 2 anak, aku tetap bersetubuh dengan bude ratna kalau ada peluang. Meski sudah agak berusia tapi kemengnafsukanan dan kemolekan tubuhnya tetap tetap menherik.

Baik itu di rumah bude ratna kalau tidak ada Om, di rumah aku sendiri, ataupun di panasel.

Sgilagkan dengan mama, aku sudah mulai jarang menyetubuhinya atas permintaan mami sendiri dengan argumen tertentu pastinya. Dalam satu bulan cuma 2 kali. END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.