Berita Info Togel Online, Cerita Panas Dewasa Terbaru

Kumpulan agen judi togel online terpercaya

Vipaduq

Breaking

Togel Online Togel Online

Minggu, 08 Desember 2019

Enak Ngentot Sama Gadis Binal Pake Gaya Nungging

Enak Ngentot Sama Gadis Binal Pake Gaya Nungging

Aku merupakan seorang dosen pasca sarjana yang membimbing dan memberi seminar di mana-mana. Aku tinggal di Bogor dan nasib lumayan tersanjung dengan keluargaku. Sebuahketika, sedang iseng-iseng bermain dengan internet, aku temukan dia, perempuan ini bernama Mila, (aku harap ini nama sebetulnya). Memiliki keinginan birahi yang nyaris serupa denganku yaitu bermain dengan tali.

Dalam chat dan e-mail aku sukses mengenal bahwa dirinya bekerja di sebuah hotel di Yogya sebagai Sales Manager. Hemm, kebetulan 2 minggu lagi aku mesti memberbagi seminar 2 hari di universitas Undip Semarang. Tidak sabar menantikan hari itu, tetap asyik aku mengorek info melalui e-mail. Kita bahkan bertukar photo (tentu saja aku tidak mengirim photo yang sebetulnya), Mila bahkan sempat mengirim photonya ketika dirinya diikat oleh GMnya.


Oh ya, menurut pengakuannya umurnya 34 tahun, Mila telah 3 tahun menikah dengan seorang penerbang yang bekerja di maskapai multinasional yang bermarkas di Hong Kong. Pertemuan dengan suaminya nyaris hanya 2 minggu sekali.

Mila memiliki hubungan khusus dengan laki-laki yang telah lama ia kenal dan mengaku selagi itulah dirinya mengagumi Mila, kira-kira sejak pertemuan mereka yang mana Mila menjadi anak buahnya 7 tahun yang lalu di Bali. Laki-laki itu sekarang merekrut Mila sebagai Sales Managernya.

Laki-laki itu (GMnya), menikah dengan manager personalia sebuah bank di Semarang, tidak tinggal bersama sebab karir. Jadi saat dirinya tidak pulang ke Semarang, Milalah yang mengisi kekosongannya itu.

“Yogya, Yogya, ayo mas, yang ini telah mau pergi mas,!”

Suara kenek itu membuyarkan lamunanku, baru tuntas seminar dan agak lelah aku bersiap-siap ke Yogya; biasanya langsung naik bis Nusantara alias Ramayana ke Yogya dan berhenti di Ringroad ke rumah keluarga, ortu dan adikku tinggal. Tapi sekarang aku telah punya niat lain, aku bakal menculik si Mila yang ngegemesin dan rutin mengganggu pikiranku, telah sebulan lebih ini aku rutin main internet khusus untuk dapat baca tulisannya alias lihat gambar hornynya.


Jadi bis berhenti di Ringroad juga tetapi aku langsung ke jalan Solo, ke hotel berbintang lima itu, terbukti diam-diam aku mengangkat gambar ke paranormal dan beliau katakan nama hotelnya.
Hotel tempatnya bekerja berdiri cocok bersebelahan dengan hotelku.

Seusai aku check in di hotelku, aku datang ke hotelnya. Hari telah sore aku tahu persis bahwa Mila itu tentu telah pulang, jadi rencana bakal dijalankan besok. Dari hotel aku naik taksi ke Alfa dan membeli berbagai gulungan tali pramuka yang berwarna putih. Juga sebungkus lilin terjangkauan. Pastinya juga gunting yang lumayan tajam, mau beli jepitan baju dari kayu nggak ada, jadi beli yang dari plastik aja tapi ada celahnya jadi dapat dimasukin tali.

Esok harinya after breakfast aku mendatangi hotelnya, yang hanya 25 meter dari hotelku. Aku tanya sama Mbak yang di resepsionis dan katanya Mila kantornya itu tuh yang dekat GM nya katanya dengan sinis (mungkin dirinya nggak sempat diperhatikan sang GM).Dengan berpakaian necis lengkap dengan dasi dengan confident aku datangi kamar kerjanya Mila.

“Wah orangnya cocok semacam yang di photo yang dikirimnya rambutnya panjang terurai di bahunya, kulitnya putih wajah paduan cina jawa, tinggi badannya 170cm beratnya mungkin 58 kg, padat bodynya..hmm!”

Mila berdiri dan kita bersalaman; hatiku sangat bersyukur. Segera aku menguasai diri dan menawarkan diri bahwa aku merupakan Steering Comitte dari sebuahseminar internasional mengenai.

Lingkungan Nasib dan tertarik menyewa 50 kamar dan ruang sidang untuk seminggu penuh. Mila membahas harganya dan menanyakan kapan acaranya bakal dimulai. Singkatnya urusan detil seminarku telah selesai (padahal seminar itu rekayasaku belaka). Mila membahas panjang lebar mengenai paket seminar dengan segala fasilitasnya sambil sesekali melemparkan senyum manisnya,. aku terus kagum, lalu..

“Bagaimana kalau proposalnya dapat Dik Mila antarkan ke hotel Ane?” umpanku sambil menyebut hotel tempatku tinggal.

“Mengapa Bapak tidak tinggal di sini?” tanya Mila.

“Lho maunya terbukti begitu, tapi kata resepsionis tadi kamar telah penuh” balasku.

“Betul Pak, mungkin besok Bapak dapat menginap disini dan bersedia mencoba pelayanan kita di sini?”

“Boleh saja,.!” jawabku sambil menginginkan ‘pelayanan’ yang lain.

“Ane bookingkan ya Pak,!” aku mengangguk sambil menyembunyikan kekagumanku bakal ketertarikanku padanya.

Mila tidak cantik, dirinya hebat dan menawan. Lalu Mila berjanji bakal mendampingi proposalnya besok jam 10.30 pagi.Keesokannya telpon di kamar suiteku berbunyi, oh rupanya Mila telah datang.

“Mila mau langsung ke atas? Ini kamar suitenya keren lho, ada istri Ane juga, biar Ane kenalkan sekalian!”

“Oh ya, kebetulan Ane belum sempat lihat kamar suite di hotel ini, sebentar aja ya Pak” sahut dari seberang telpon.

Sampai di suite roomku, aku silakan Mila duduk. Mila terkesan sangat manis dengan senyumnya yang mempesona. Hari ini Mila mengenakan blus berwarna biru terang mengkilap berlengan panjang dengan model kerah shanghai dengan kancing putih yang berbaris rapih dari leher hingga nyaris ujung bajunya, menggunakan rok hitam dan menggenggam HP Nokia 3210 warna Biru Kuning, di pergelangan tangan kirinya ada arloji berbentuk gelang.

Di tangan kanannya ada karet pengikat rambut berwarna hitam, dan kutawarkan minuman, dirinya memilih apple juice kesukaannya. Kutuangkan dalam gelas yang telah kucampur obat tidur yang kubeli kemarin dari apotek Eng Tay Ho di Malioboro.

“Ibu di mana Pak,” tanya Mila seraya meminum juicenya

“Oh, ada di kamar mandi..”

“Buu,.. buu..!” teriakku seakan-akan ada dirinya di sana.

Mila meneguk kembali minumannya hingga hampir habis dan betul juga kata si engkoh, Mila langsung tertidur di sofa ruang tamu.

Seusai pintu kukunci, aku langsung beraksi, pertama kubuka bajunya yang rutin nampak ketat, mulai kancing bawah hingga ke atas lalu BH Triump nya yang no 36, rok hitam yang 10 cm di atas lutut, dan terbaru CD merk Sloggy yang nampak bersih. selanjutnya aku mulai menerapkan tutorial ikatan yang kuintip dari internet. Katanya yang paling canggih itu yang dari Jepang namanya Karada.


Teorinya dari badan dulu, tapi aku takut dirinya terbangun, jadi biaraman tangannya dulu.
Tangan kiri kuikat erat pergelangannya, juga tangan kanan. Lalu kedua tangannya dibawa ke punggung dan satu sama lain diikat dengan tipe yang mengunci (semacam laso, makin bergerak makin erat) dan dihubungkan dengan tali lagi ke leher ah jangan kasihan kelak dapat tercekik.

Mesikipun nggak ada di teori tali yang mustinya ke leher kuteruskan dari leher ke depan melalui susu dan di bawah buah dada di lingkarkan dan diikat erat hingga dadanya membusung semacam gunung merapi mau meletus.

Supaya kakinya nggak menendang mesikipun tetap pakai sepatu Edward Forrer dari Bandung dengan hak 7 cm dan ada talinya melingkar manis di pergelangan kaki itu juga diikat erat pakai tali lain.

 Sepatu ini yang dinamakan dirinya sepatu sexy.. dalam berbagai e-mailnya. Trus ikut teori aja, tali yang di buah dada diteruskan kebawah lewat vagina dan keatas lagi di belakang dan diikatkan ke tangannya yang dipunggung. Memastikan Mila telah terbelit erat, aku langsung menggendongnya,.

Oops, lumayan juga beratnya..!” lalu meletakkannya di tempat tidur dalam posisi miring, sebab tangannya terbelit ke belakang. Aku tutup dan mengunci pintu yang menghubungkan ruang tamu dengan kamar tidurku. Aku cape juga mengerjakannya dan menggendongnya, hingga tertidur di sebelah Mila.

Aku tersadar oleh suara makian wanita.

“Shit, ugh! Apaan ini!?”

Mila dengan wajah ketakutan menonton tubuhnya yang berbusana tali. Yes my dream comes true! Pikirku. aku sukses mengikat Mila, dan ia tersadar sambil memaki-maki,

“Pak, sadar Pak.. Bunda ada di kamar mandi.. berani-beraninya berbuat begini pada Ane” teriak Mila sambil meronta-ronta berusaha membuka ikatannya.

“Lepaskan aku, let me go! To..”

Takut terdengar kamar sebelah sebelum Mila sukses berteriak minta tolong, dengan gerak cepat kuambil lakban perak di meja tempat tidurku,

“..srett” dan kusumbatkan ke mulutnya, “mmhh!! mmhh!!”.

Mila mulai mengeliat mencoba membebaskan dirinya, bakal tetapi terus tangannya bergerak maka terus kencang juga ikatan yang ada di buah dadanya yang gede itu. Matanya melotot marah, ia terkesan kesakitan tapi mungkin ia menikmati juga.

“Oh Mila Aneng, istipsu terbukti ada di kamar mandi, tapi di rumahnya di Bogor,” jerit tawaku yang kubuat seram.

“Permainan baru bakal dimulai Mila” kataku dengan tegas.

“Uugh, mmh, awwh!!” Mila hanya dapat mengeluh tanpa suara.

Matanya mulai berkaca-kaca dan kelihatan putus asa. Aku mulai bekerja jepitan baju kupasang di kedua putingnya dan dihubungkan dengan tali kecil yang nyambung ke tangan yang dipunggung. Mila meronta-ronta menggerakkan tangannya mencoba untuk melepaskan ikatannya, tapi hasilnya merupakan ikatan di buah dadanya terus menyakitkan, juga putingnya menjadi tertarik oleh jepitan baju dan meningkatkan rasa sakit.

Masih belum puas aku meneteskan lilin panas pada jarak 40 cm dari buah dadanya, nyatanya ia tidak terlalu kesakitan maka kudekatkan jadi jarak 20 cm ia menggeliat, meronta mmh,.! ugh,.! terus terbelit dan makin sakit dan ia telah melalui entah orgasme yang keberapa kalinya melalui tali yang melilit melalui vagina dan anusnya.

Akhirnya Mila nampak memelas sekali semacam minta diampuni, mungkin sebab telah terlalu lelah meronta-ronta dan orgasme.

“Kamu bakal Ane lepaskan kalau mau ngemut punyaku dan minum hingga bersih, ok?”
Matanya mengedip lemah. Tapi aku belum puas, aku berubah pikiran, apalagi buah zakarku yang sangat bersemangat telah menunjuk-nunjuk ke Mila! Aku membuka ritsluiting celana kemudian melepaskan ikatan di kakinya yang rapat itu lalu pergelangan kakinya yang tetap terbelit dengan sepatu yang sexy itu kusambungkan ke kaki tempat tidur jadi Mila terlentang dalam posisi tangan terbelit ke belakang sementara kakinya terbelit terlentang.

Penisku 16cm itu masuk dengan paksa ke vaginanya yang nyatanya telah bercairan. Masuk, keluar, masuk, keluar, berkali-kali hingga spermaku muncrat. Aku terbaring lunglai, di atas tubuh Mila yang berbusana tali itu, seusai mencapai puncaknya,

“Good Girl” kataku sambil memegang kepalanya semacam aku menyayang-nyayang anjing keAnenganku si Bonci.

Mila pingsan tidak sadarkan diri.

Segera aku membersihkan tubuhnya sekedarnya dengan handuk yang kubasahi, menggunakankan pakaiannya lengkap dengan blus biru kerah shanghainya, mengancingi blusnya berurutan rapi.

Menggunakankan CD seusai spermaku kubersihkan. Aku ganti ikatannya dengan lakban perak, meliliti tubuhnya yang berbusana, membelenggu kembali tangannya kebelakang, kakinya aku satukan lagi dengan lakban yang sama, kaki yang bersepatu yang sexy (itu sebutannya di e-mail) itu aku kulum dengan gemas. Memastikan tangan kakinya telah terikat, dan mulutnya telah tersumbat, aku utak atik HPnya mencari tahu nomor HPnya lalu dan merta mematikannya, kulihat tidak sedikit miss call dan SMS, berbagai dari GMnya

“Mami, telah jam 5 sore kok belum kembali. Sales Call, posisi?” ada 4 SMS yang bernada serupa. Kumatikan HPnya supaya dirinya jangan hingga dapat SMS untuk minta tolong, juga aku cabut kabel telpon di kamarku.

Mila mulai siuman, kemudian kuperlihatkan handycam yang tadi telah di pasang pada tempat tersembunyi. Aku mengancam apabila bilang siapa-siapa, rekaman ini bakal aku, bahkan dapat kupertidak sedikit dan kujual kuedarkan.

 Matanya kutatap, berkaca-kaca, Mila meronta-ronta hari ini apa daya lakban perak telah mengikat erat dan merekat di tubuhnya, Mila menangis tersedu-sedu, putus asa dan pasrah. Semalaman penuh Mila kugarap sedemikian rupa, sebab aku bakal check out besok pagi, jadi malamnya aku perkosa hingga dirinya pingsan lagi.

Keesokan harinya, waktu menunjukkan pukul 6.00 pagi. Aku tinggalkan dirinya di kamarku dengan tubuhnya yang berbusana tetapi tetap terbelit lilitan lakban perak, kubiarkan tanda Do Not Disturb menggantung di pintu kamarku. Aku langsung kembali ke Bandung dengan KA Argowilis. Di KA sambil menikmati hasil rekaman video pada laptopku, aku menyiapkan ini dan kukirimkan kepadanya lewat e-mail jadi dirinya tahu siapa sebetulnya yang ‘telah memperkosanya’. Entah bagaimana dirinya dapat melepaskan ikatannya, menjadi misteri sendiri. End


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.